Sabtu, 07 Oktober 2017

Cara Kreatif untuk Memulihkan Kredibilitas yang Jatuh?


Ketika suatu perusahaan menghadapi situasi yang sulit, integritas seorang pemimpin sangatlah penting. Dalam banyak kasus, ketika karyawan menyaksikan adanya kondisi bahwa keuntungan perusahaan turun, perusahaan mengambil kebijakan pemotongan belanja modal agar arus kas bertahan, pengurangan yang dipaksakan (seringkali banyak), dan manajemen berusaha menjaga kepercayaan, diam-diam sejatinya karyawan juga ragu apakah ada sesuatu yang tersisa untuk bisa bertahan. 

Lingkungan negatif ini menciptakan spiral ketidakpercayaan, kecurigaan, inefisiensi, dan ketakutan. Mendobrak "spiral kematian" adalah salah satu hal utama yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin  dan profesional yang berusaha membalikkan situasi bisnis. Apalagi bila perbaikan bisnis memberikan  kesempatan untuk mendapatkan daya tarik dan memulai siklus yang baik kembali.
Kredibilitas adalah komponen penting dari kepemimpinan.

Suatu saat Dain Hancock, CEO Lockheed Martin Aeronatics, mengambil keputusan yang membuat  karyawan mencemoohnya. Ketika sumber dana perusahaan tidak terlalu banyak, dia malah menginvestasikan dana perusahaan untuk fasilitas pintu masuk dengan teknologi tinggi. Ini membuat karyawan kesal karena sebenarnya yang dibutuhkan karyawannya bukan pintu masuk melainkan AC di ruangan yang mudah panas. Ini yang membuat Dain dinilai karyawannya sebagai lebih mementingkan dinilai orang luar ketimbang memenuhi kebutuhan karyawannya. Sejak itu kredibilitas Dain di mata karyawannya runtuh. Dain mendengar itu dan dia tidak marah.

Sampai suatu ketika situasinya berubah. Suatu hari, saat Dain mengadakan rapat untuk menjaring umpan balik dari karyawannya, lima belas menit dari sesi sembilan puluh menit, sekretarisnya buru-buru menemuinya dan mengumumkan bahwa suami Ratu Belanda, Pangeran Bernard hadir ke kantor Lockheed dua jam lebih awal. Sebelumnya, keluarga kerajaan dijadwalkan datang untuk membahas pemesanan F-16 bernilai puluhan miliar dolar, setelah pertemuan Dain dengan karyawannya itu.

Mendengar kabar dari sekretarisnya itu, Dain berhenti sebentar dan ekspresi wajahnya tak terbaca. Setiap karyawan yang berada di ruangan itu pasti mengerti bila Dain membatalkan pertemuan dengan karyawan itu. Akan tetapi Dain mengambil keputusan lain. Dia justru menugaskan wakilnya  untuk mengirimkan permintaan maaf dan menyambut sang pangeran. Dain terus melanjutkan pertemuannya dengan karyawan.

Keputusan Dain untuk melanjutkan pertemuan guna menjaring umpan balik dari karyawannya daripaa menemui pangeran itu langsung menyebar di lingkungan perusahaan yang memiliki 13 ribu karyawan tersebut. Dalam buku Influencer: The New Science of Leading Change, Joseph Grenny dan kawan-kawannya menulis bahwa dengan mengorbankan apa yang dikira semua orang sebagai prioritasnya (mengesankan orang luar), untuk kepentingan jauh lebih besar, yakni mendengarkan aspirasi karyawannya, Dain mendapatkan kredibilitas yang luar biasa dan menjadi cara untuk mendorong orang lain melakukan hal yang sama.
    
Dalam kepemimpinan, kredibilitas adalah faktor utama apakah seseorang layak menjadi pemimpin atau tidak. Salah satu fungsi kepemimpinan adalah mendeploy yang dalam hal organisasi misalnya kemampuan seseorang untuk menggerakkan anggotanya untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan organisasi. Ketika kredibilitas sang pemimpin jatuh, sulit diharapkan dapat menggerakkan anggotanya karena kepercayaan mereka kepada sang pemimpin jatuh.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar