Sabtu, 07 Oktober 2017

How to be More Trusted



Bagi Ana Gomes Ferreira, pertama kali mengunggah (up-load) video ke YouTube adalah sekadar untuk kesenangan. Itu terjadi pada Januari 2007 ketika dia sedang duduk di tempat tidurnya dengan gitar di pangkuannya. Bersama temannya yang  memegang kamera video, dia merekam versinya sendiri dari lagu  Sheryl Crow yang berjudul Strong Enough to Be My Man. Dia kemudian mengunggahnya ke YouTube dengan nama panggungnya, ''Ana Free.”


Bila Anda menyaksikan video tersebut, kelihatan betapa Ana tidak sepenuhnya nyaman di depan kamera. Apalagi selama rekaman, kamera zoom in dan keluar sering terjadi secara acak. Tak banyak yang merespon video pertamanya. Tapi hal itu tak masalah bagi Ana.Namun hal itu merupakan langkah awal dalam membuat sesuatu yang luar biasa lima tahun kemudian.


Sebagai orang Portugal, Ana tidak berkeinginan menjadi penyanyi. Semasih kecil, dia pergi ke sekolah internasional, belajar keras, berbicara lima bahasa, dan belajar perdagangan internasional dan game theory sebagai major di jurusan ekonomi di University of Kent di Inggris. Dia memang memiliki latar belakang yang biasanya membuat orang menjadi cerdas.


Setiap hari, puluhan musisi pemula melirik internet untuk menemukan dan mungkin menduplikasi fenomena Justin Bieber - dengan meluncurkan diri dan karier musik mereka sendiri. Namun, hampir semuanya tidak berhasil. Ana tidak mulai mengupload video dengan niatan untuk menjadi terkenal. Dia merekam lagu-lagu karena dia mencintai lagu itu. Dia membaginya ke audience dengan jujur dengan memainkan lagu-lagu bukan dengan tujuan untuk menjadi popular.


Meski telah menulis ratusan lagu asli ciptaannya sendiri, beberapa minggu sekali dia merekam video sebuah cover lagu baru yang dikenal orang. Gaya rekamannya khas, memainkan gitar akustik dan menyanyi dengan posisi duduk di tempat tidur di depan kamera.


Awal 2012  sudah 125 lagu yang diposting Ana ke YouTube. Selama itu, hampir setiap lagunya ditonton 10.000 orang. Lebih dari selusin lagunya memiliki lebih dari viewer sekitar 100.000. Bahkan beberapa lagunya ada yang mencapai 2 juta penonton. 

Secara keseluruhan, channel Youtibe miliknya telah melewati 31 juta penonton dengan lebih dari 80.000 pelanggan. Pada bulan Juni 2010, kinerja cover lagu  Piala Dunia 2010 Shakira Waka Waka begitu populer sehingga mengilhami tim produksi Shakira untuk mengundang Ana Free tampil sebagai pembuka sebuah konser Shakira di Amerika Selatan.


Apakah yang dilakukan Ana, pengacara yang menjadi agen olahraga sukses, dan penulis buku yang paling populer di dunia memiliki kesamaan? Ana Free memiliki kemampuan membangun hubungan pribadi dengan audiens dengan cara yang bermakna, berbagi kepribadiannya secara otentik dan menyanyikan lagu-lagu yang dikenal dan dicintai orang. Apakah Ana sukses karena You Tube? Sebagai media penyajji, iya. Namun yang sebenarnya adalah passion Anda di dunia music.

Setiap hari selalu ada produk -- yang sebenarnya bagus – gagal. Kandidat yang memenuhi syarat, tidak jadi direkrut dan ide-ide perubahan mati. Faktanya adalah bahwa sesuatu yang memiliki resume terbaik atau daftar fitur terkuat, tidak selalu menjamin kesuksesan. “Selamat datang di dunia Likeonomics,” kata Rohit Bhargava – penulis buku Likeonomics - The Unexpected Truth Behind Earning Trust, Influencing Behavior, and Inspiring Action.

Bhargava adalah salah seorang pendiri kelompok terbesar di dunia strategi media sosial di Ogilvy. Dia  me-lead strategi pemasaran untuk klien seperti Intel, Pepsi, Lenovo, Seiko, Unilever, dan puluhan perusahaan besar lainny. Menurut dia, dalam konteks Likeonomic, kesepakatan yang dibuat di lapangan golf, likeability sering mengalahkan kompetensi dan keterampilan yang paling penting. Implikasinya, hubungan pribadi yang lebih dipercaya.

Likeonomics bukan buku tentang Facebook. Likeonomics adalah buku tentang bagaimana “disukai” sebagai rahasia untuk membangun kepercayaan nyata. Tapi itu berarti lebih dari sekedar bagus. Likeonomics menawarkan argumen yang meyakinkan mengapa disukai adalah kunci nyata untuk berhasil di era media sosial.

Mengapa kepercayaan penting? Saat ini orang-orang di seluruh dunia memiliki kepercayaan yang lebih rendah terhadap semua bentuk institusi daripada sebelumnya. Ini adalah krisis kepercayaan. Lalu apa yang membuat seseorang atau organisasi dipercaya ?

Likeonomics memberikan gambaran tentang hubungan pribadi, pendapat individu, cerita yang kuat, dan modal sosial yang membantu merek serta produk atau jasa menjadi lebih dipercaya. Menurut Bhargava, merek yang dipercaya dapat menginspirasi pembicaraan positif dari mulut ke mulut dan menciptakan pengalaman yang tidak bisa tidak membuat orang berbagi dengan orang lain.

Membangun ide-idenya tentang mengapa perusahaan harus memiliki kepribadian yang kuat, Likeonomics berfokus pada ide yang sederhana, bahwa merek yang paling mereka sukai adalah merek  yang kita percaya, bicarakan dan menginspirasi. Lalu, dalam masyarakat yang serba manipulative seperti sekarang ini, bagaimana konsumen dapat bertahan dari krisis kepercayaan ?

Ada Tujuh Prinsip Likeonomics. Pertama, kejujuran. Kejujuran tidak hanya kebijakan yang terbaik, tetapi keuntungan terbaik atas investasi Anda. Tidak akan ada " Oprah Effect " jika tidak ada Oprah dan reputasinya. Kedua, buat menjadi relevansi. Untuk maju dalam dunia sosial membutuhkan lebih dari strategi pembuatan konten, tetapi juga bagaimana caraya agar menjadi relevan untuk audinese atau target market.

Ketiga, jadilah yang otentik secara egois. Ide Toyota untuk tantangan bagus meminta publik untuk membayangkan ide-ide baru untuk menggunakan teknologi mereka untuk manfaat kemanusiaan. Keempat, menyederhanakan masalah ... dan solusi. Masalah ada dengan solusi yang mudah seperti kelaparan, kemiskinan , atau HIV tampak tidak dapat teratasi bila dipandang sebagai suatu sistem. The Girl Effect menyederhanakan masalah untuk ditindaklanjuti dengan sesuatu yang bisa kita lakukan. Dengan membantu seorang gadis tumbuh lebih sukses, seluruh dunia bisa berubah.

Kelima, mencapai waktu yang sempurna. Upaya virtual atau e-learning telah gagal , namun kini The Khan Academy berhasil sebagian karena datang pada waktu yang tepat. YouTube telah mencapai massa kritis. Siswa aktif menggunakan sumber daya online seperti video sebagai bagian dari sekolah (bukan sebagai selingan) dan guru , serta administrator sekolah, lebih terbuka terhadap ide-ide dan teknologi baru dan bagaimana mereka dapat diterapkan ke model sekolah umum " tradisional." 

Keenam, buat keterlibatan nyata. Sebuah postingan blog sederhana di Harvard Business Review menantang pembaca untuk membayangkan $300, mudah membangun rumah, ramah lingkungan, layak huni bagi masyarakat miskin. Ketujuh, jadilah yang benar-benar menyenangkan. The Coca Cola Machine  menjadi menyenangkan bukan karena fokusnya pada produk, tetapi karena berbagi Coke dengan teman tentang kebahagiaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar